Oleh:
Dr. H. Susilo Surahman, MCE.
Setiap tanggal 27 Oktober, bangsa ini memperingati Hari Penerbangan Nasional—sebuah momentum yang lahir dari keberanian para perintis Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) pada tahun 1945. Namun, peringatan ini bukan sekadar mengenang sejarah. Ia adalah panggilan untuk menatap masa depan, untuk bertanya: sudahkah kita benar-benar berdaulat di langit sendiri?
Sebagai seorang dosen, saya memandang Hari Penerbangan Nasional bukan hanya milik para pilot, teknisi, atau regulator. Ia juga milik para pendidik, peneliti, dan mahasiswa yang setiap hari bergelut dengan ilmu dan gagasan. Dunia kampus bukanlah menara gading yang jauh dari realitas industri. Justru sebaliknya, ia adalah landasan pacu tempat lahirnya SDM unggul, inovasi teknologi, dan analisis kebijakan yang akan menentukan arah penerbangan nasional.
Indonesia memiliki lebih dari 300 bandara aktif, dan menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan penumpang udara tercepat di Asia Tenggara. Namun ironisnya, kita masih bergantung pada teknologi luar negeri untuk sistem navigasi, pemeliharaan pesawat, bahkan pelatihan simulator. Lulusan teknik penerbangan dan aeronautika dari perguruan tinggi negeri dan swasta masih belum mencukupi kebutuhan industri nasional. Padahal, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah membuka peluang besar untuk kolaborasi antara kampus dan industri, termasuk di sektor aviasi.
Kemandirian udara tidak bisa dicapai hanya dengan membangun bandara atau membeli pesawat. Kita butuh kurikulum yang adaptif, riset yang terapan, dan kebijakan yang berpihak pada pengembangan teknologi dalam negeri. Kampus harus menjadi mitra aktif dalam membangun ekosistem aviasi yang berdaulat dan berdaya saing. Mahasiswa perlu diberi ruang untuk magang, meneliti, dan berinovasi bersama industri. Pemerintah perlu mendukung dengan regulasi dan insentif yang mendorong sinergi antara ilmu dan praktik.
Langit Nusantara terlalu luas untuk hanya dilintasi oleh pesawat buatan luar. Kita punya anak-anak muda cerdas, kampus-kampus unggul, dan semangat nasionalisme yang tak pernah padam. Jika pendidikan tinggi diberi ruang dan dukungan, maka bukan mustahil Indonesia akan menjadi pemain utama dalam industri aviasi Asia.
Hari Penerbangan Nasional adalah momen reflektif sekaligus ajakan. Mari jadikan kampus sebagai hanggar ide dan laboratorium mimpi. Mari terbangkan masa depan Indonesia dengan ilmu, inovasi, dan semangat kebangsaan. Karena langit kita, adalah tanggung jawab kita. Selamat Hari Penerbangan Nasional.
 
															